Pernah dimuat di Buletin BM Barokah Edisi 3 Maret 2015
Syarah Hadits Arba’in Ke-2: Iman, Islam, dan Ihsan
Minggu, 06 Maret 2016
Artinya:
Diriwayatkan
dari ‘Umar ibn al-Khattab R.A juga, ia berkata : ketika kami sedang duduk-duduk
di dekat Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wasallam-pada suatu hari, tiba-tiba
muncul di hadapan kami seorang laki-laki dengan pakaian yang sangat putih, dan
rambut yang sangat hitam. Tak tampak padanya bekas menempuh perjalanan dan tak
seorangpun di antara kami yang mengenalnya, hingga ia duduk di hadapan Nabi
Saw. Ia menyandarkan lututnya ke lutut Nabi dan meletakkan tangannya di atas
pahanya, dan berkata : Hai Muhammad. Beritahukan kepadaku apa itu Islam!
Rasulullah Saw berkata : “Islam adalah Anda bersaksi tiada Ilaah yang disembah
kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, tegakkan shalat, bayarkan
zakat, puasakan Ramadhan, laksanakan haji jika Anda mampu berjalan ke sana. Ia
berkata : Anda benar. Kami heran, ia bertanya kemudian ia membenarkan. Ia
berkata lagi : Beritahukan kepadaku apa itu Iman! Rasul menjawab : Anda percaya
kepada Allah, MalaikatNya, kitan-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari Akhir, dan anda
beriman kepada qadar baik dan buruk. Ia menjawab : Anda benar. Ia berkata lagi
: Beritahu aku apa itu Ihsan! Rasul berkata : “Anda sembah Allah seolah-olah
melihatnya, dan jika Anda tidak dapat melihatnya, maka Ia pasti melihatmu. Ia
berkata : Beritahu aku tentang Kiamat! Nabi menjawab : “Yang ditanya tidak
lebih tahu dari yang bertanya”. Ia berkata lagi : Maka beritahu aku tentang
tanda-tandanya!. Ia menjawab : “Budak wanita melahirkan tuannya, dan Anda lihat
orang-orang yang tak beralas kali, miskin, telanjang, penggembala kambing,
berlomba-lomba membangun bangunan tinggi”. Kemudian laki-laki itu pergi dan
kami terdiam. Kemudian Rasul berkata : “Hai Umar. Tahukah engkau siapa orang
tadi? Aku menjawab : Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. Kata Nabi : “Ia adalah
Jibril, datang kepada kamu untuk mengajari kamu tentang persoalan dien
mu.” (HR Muslim)
Penjelasan:
Berbeda
dengan hadits-hadits lainnya, di dalam hadits ini disebutkan kehadiran Jibril
yang menyamar sebagai manusia. Padahal wujud aslinya Malaikat tidak dapat
dilihat oleh manusia, karena dunianya berbeda. Asal penciptaannya juga berbeda.
Malaikat diciptakan dari cahaya sementara manusia diciptakan dari tanah.
Jibril
tiba-tiba muncul ketika Rasul Saw duduk di tengah-tengah para Shahabat. Sudah
barang tentu, sebelum diberitahu oleh Rasul, para Shahabat tidak mengetahui
kalau laki-laki ini adalah Malaikat Jibril. Dengan penampilan yang unik, yaitu
pakaian yang putih bersih, dan rambut yang hitam dan tak seorangpun yang
mengenalnya. Biasanya bila seseorang datang dari suatu perjalanan, akan tampak
pakaiannya berdebu dan rambutnya kusut masai. Tetapi laki-laki ini kelihatannya
bukan datang dari jauh, namun tak seorang di antara mereka yang mnegenalnya. Ia
datang menghadap Rasul Saw dan duduk dengan menaruh tangannya di pahanya
sendiri. Ini menggambarkan kesantunan yang tinggi dan akhlak mulia di hadapan
guru.
Jibril
mengajukan beberapa pertanyaan pokok yang harus diketahui oleh setiap Muslim.
Pertanyaan itu satu persatu dijawab oleh Rasul Saw dan didengar oleh shahabat
yang hadir. Penjelasan Rasul inilah menjadi sumber ajaran bagi Sahabat. Tujuan
kedatangan Jibril adalah mengajari Sahabat tentang dien ini melalui pertanyaan
yang ia ajukan kepada Nabi Saw.
1. Islam.
Pengertian Islam yang diterangkan di dalam hadits ini adalah rukun Islam itu
sendiri. Memang tidak ada pengertian Islam selain dari rukun Islam itu. Adapun
pemahaman sementara golongan yang menyeleweng yang ingin memaksakan pengertian
Islam secara bahasa yaitu sikap pasrah kepada Tuhan, jelas pemahaman yang
ditolak. Tujuan mereka adalah cukup seseorang berpasrah kepada Tuhan (walaupun
sebatas pengakuannya), tanpa harus menjalankan rukun Islam yang lima itu, itulah
kesesatan yang nyata!. Keislaman seseorang harus dibuktikan dengan kesungguhannya
menjalankan rukun Islam yang lima, seperti yang tertuang di dalam hadits ini
2.Iman.
Demikian pula tentang pengertian Iman yang diterangkan di sini adalah rukun
Iman yang enam itu; percaya kepada Allah, percaya kepada Malaikat, kitab-kitab,
Rasul-rasul, Hari akhir, dan percaya kepada qadar (taqdir).
3.Ihsan:
Hadits riwayat ‘Umar ini menjelaskan pengertian Ihsan yaitu, menyembah Allah
seolah-olah melihat Dia. Dan jika Ia tak dapat dilihat, maka Ia pasti melihat
engkau. Kita bisa memahami bahwa seseorang yang beribadah kepada Allah, ia
berusaha merasakan seolah-olah melihat Allah Swt. Ibadah yang dilakukan dengan
suasana seperti ini sudah pasti ibadah yang paling tinggi tingkatannya, karena
kekhusyukan yang dalam. Bisa dibayangkan seorang yang shalat dalam keadaan ia
membayangkan seolah-olah melihat Allah, sudah tentu inilah shalat yang paling
khusyu’. Tidak mungkin fikirannya menjelajah kemana-mana, jika ia membayangkan
seolah-olah melihat Penciptanya sendiri.
Makna
Ihsan ini juga memberi arti bahwa antara kebersihan hati dan komitmen ibadah
senantiasa berbanding lurus. Semakin bersih hati seseorang, semakin tinggi
tingkat kethoatan dan disiplin ibadahnya.
Tentang
Kiamat
Salah
satu pertanyaan Jibril adalah tentang kapan terjadinya Kiamat. Pertanyaan ini
adalah pertanyaan yang paling berat. Ia adalah misteri yang tak seorangpun
dapat menjawabnya Begitulah Rasulullah menegaskan suatu hal yang pasti, bahwa
masalah Kiamat adalah rahasia Allah, tak seorangpun yang Dia beritahukan kapan
terjadinya. Rasul berkata kepada Jibril : “Orang yang ditanya tidak lebih tahu
dari yang bertanya”. Artinya saya dan Anda sama-sama tidak mengetahui kapan
terjadinya.
Beberapa
tahun silam, ada segolongan kaum Kristen yang mengumumkan bahwa Kiamat terjadi
waktu itu dengan menyebut tahun. Ternyata alam ini biasa saja, tak ada yang
hancur. Itu membuktikan ketidak benaran informasi ajaran mereka. Alhamdulillah,
kaum Muslimin yang mendapatkan info tentang alam ini dari wahyu yang diturunkan
oleh Sang Pencipta alam, oleh karenanya tidak pernah keliru. Karena info
tentang yang satu ini benar-benar dirahasiakan oleh Allah ‘azza wajalla. Ya,
memang ada hadits yang menyebutkan tentang hari terjadinya Kiamat, yakni hari
Jumat. Tetapi jumat kapan? Tanggal berapa, bulan berapa, tahun berapa? Hanya
Allah Yang Maha Tahu.
Tanda-tanda
Kiamat:
Tanda-tanda
Kiamat sungguh banyak dipaparkan di dalam berbagai Hadits. Di hadits ini
disebutkan hanya sebagian kecil saja. Persisnya ada dua tanda kiamat di sini
yaitu :
1. Budak
wanita melahirkan tuannya. Maksudnya, ketika masa perbudakan dahulu, banyak
budak-budak wanita yang diperistri oleh laki-laki yang merdeka. Dari
budak-budak ini lahirlah anak-anak. Anak-anak ini mengikut status ayahnya
sebagai tuan dari ibunya yang notabene budak. Dulu, karena memang zamannya
perbudakan, keberadaan budak tidak dapat ditolak, karena ia merupakan fakta
pada zaman itu. Semua bangsa mengenal dan menerapkan system perbudakan. Dan
praktik ini waktu itu sudah menjadi sesuatu yang umum. Lalu Nabi Saw
menyebutnya sebagai salah satu tanda Kiamat.
Alhamdulillah
Islam adalah agama satu-satunya memiliki system untuk menghapuskan perbudakan
itu melalui ajaran-ajarannya. Rangsangan dan janji akan mendapat pahala yang
besar bagi siapa yang memerdekakan budak. Juga Islam menetapkan sejumlah
hukuman atas pelanggaran, dengan memerdekakan hamba.
2. Tanda
Kiamat yang kedua di sini, ialah munculnya orang-orang kaya mendadak, yang
sebelumnya mereka berprofesi sebagai penggembala kambing. Bahkan Hadits itu
menyebutkan mereka dulu berjalan tanpa sandal, pakaian mereka compang camping,
rambut mereka kusut masai. Belakangan mereka ini memiliki gedung-gedung yang
bertingkat tinggi dan berlomba-lomba membangunnya.
Setiap
orang pasti akan merasa takut kalau disebutkan kepadanya tentang Kiamat. Ini
memang lumrah, karena Kiamat berarti hancurnya seluruh jagad raya. Bumi, langit
hancur berkeping-keping. Lautan tumpah ke darat. Gunung menjadi debu. Peristiwa
yang sungguh mencekam dan menakutkan. Kisah tentang Kiamat seharusnya membuat
kita akan semakin takut kepada Allah Swt. Selanjutnya akan lebih taat kepada
perintah dan aturanNya.
Wallahua’lam
bi showab
Sumber: http:
//hasanalbanna.com/Pernah dimuat di Buletin BM Barokah Edisi 3 Maret 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan kritik dan saran anda...Jazakumullah Khoir...