|
Desain rencana pembangunan Masjid Barokah |
Di kampung Plumbon, RT 3 RW 2
Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo inilah berdiri Masjid yang
cukup tua usianya. Mungkin lebih tua dari usia sebagian besar pembaca buletin
Baitul Mal ini. Masjid Barokah begitu kami menyebutnya. Dari namanya dapat
dipahami makna dan artinya yang cukup mudah dimengerti. Sebagai seuntai doa,
Masjid sebagai tempat sujud kepada Allah yang berlimpah keberkahan (Barokah) -
InsyaAllah- bagi jama’ahnya, bagi
penghuninya yang senantiasa bertasbih, memuji Asma Allah baik di kala pagi
maupun petang. Maka tak heran apabila dalam keseharian, Masjid yang kita cintai selalu ramai oleh jama’ah yang
menunaikan ibadah Sholat, serta mengaji, dalam setiap sela ibadah itu tentu
saja mengalir kalimat dzikir mengagungkan AsmaNya. Kewajiban yang semestinya
dilakukan oleh setiap muslim ini sebagaimana perintah dalam firman Allah SWT:
“Bertasbih
kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk
dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang”
(QS. An Nur: 37)
Serangkaian
kegiatan mengkaji ilmu agama pun dilaksanakan di masjid Barokah yang kita
sayangi. Setidaknya setiap waktu ada kegiatan yang diikuti mulai anak-anak
sampai kakek nenek yang rutin mengikuti serangkaian pengajian pengiring
aktivitas ibadah utama sholat fardhu di masjid. Anak-anak mengaji dan bermain
minimal tiga kali dalam sepekan setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Kemudian
setiap pekan sekali ada kajian bapak-bapak mengkaji Ilmu Hadits setiap malam
Senin bersama Ustadz Irfan Supandi, M.Ag, setiap malam jum’at Bapak-bapak mengaji Tarjamah Lafdziyah
Al Qur’an bersama Ustadz Heru Mustaqim, S.Pdi. Kemudian kajian Umum Aqidah Ahlu
sunnah wal jama’ah bersma Ustadz Thoyyib Abdurrahim. Selain itu ada kajian
rutin Ibu-Ibu setiap Ahad pekan pertama yang dilaksanakan ba’da Asar dengan
pembicara yang bergantian. serta setiap Ahad pagi pekan kedua dilaksanakan
Kajian umum dengan ustadz yang berganti setiap pertemuannya.
Alhamdulillah,
penuh dan berjubel setidaknya begitulah pemandangan sehari-hari yang tampak
ketika aktivitas masjid dilaksanakan. Apalagi di saat ramadhan –yang insyaAllah
sebentar lagi akan datang kembali- atap tambahan di halaman masjid untuk
jama’ah ibu-ibu menghiasi selama sebulan lamanya, menandakan Masjidku sayang
tak lagi mampu menampung luapan kecintaan Jama’ah untuk ikut serta memakmurkan
masjid. Pemandangan yang membuat hati kita gembira sekaligus kadang sedih. Masjidku
sayang seakan semakin kecil dengan banyaknya jam,ah yang terus bertambah.
Maka, ketika
ada iktikad dan niat dari jama’ah untuk membangun masjid yang lebih besar, yang
lebih banyak menampung jama’ah,
membangun Masjid dua lantai di tanah yang tak terlalu luas itu
–insyaAllah- maka marilah kita bersemangat mewujudkannya dengan menyisihkan
sebagian harta yang kita punyai untuk mewujudkannya. Dengan begitu insyaAllah
akan menambahkan keberkahan dan kenikmatan yang berlipat bagi kita semua.
Sebagaimana firmanNya:
”Perumpamaan
(sedekah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. “ (QS Al
Baqarah: 261)
Marilah
semangat sedekah bagi diri kita dan mengajak saudara-saudara kita untuk turut
serta bersemangat sedekah membangun Masjid Barokah yang kita cintai. Wallahu musta’an