SYARAH HADITS ARBAIN KE-10 PERINTAH MAKAN YANG HALAL DAN MENJAUHI YANG HARAM
Selasa, 22 Maret 2016
Label:
Baitul Mal,
Buletin,
Hadits
Diriwayatkan dari Abu Hurayrah r.a ia berkata, bahwa Rasulullah Saw
bersabda : “Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik
saja. Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti apa yang Dia
perintahkan kepada Para Rasul. Allah berfirman : Hai Rasul-rasul! Makanlah
sebagian dari yang baik-baik dan berbuatlah amal yang baik. (surat al-Mukminun
: 51) dan Allah berfirman : “Hai orang-orang beriman. Makanlah makanan yang
baik yang Kami berikan kepada kalian.” (al-Baqarah : 172) Lalu Rasulullah
bercerita tentang seorang lelaki yang menempuh perjalanan jauh, hingga
rambutnya kusut dan kotor, iapun menadahkan kedua tangannya ke langit (sambil
berseru) ‘Ya Rob. Ya Rob’ sementara makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram, dan ia kenyang dengan barang haram. Bagaimana mungkin doanya
dikabulkan?” (HR. Muslim dalam “Shahih”nya).
Syarah
(Penjelasan)
Allah hanya
menerima amal yang baik
Dari Hadits di atas, kita dapat fahami bahwa tak semua amal yang
dilakukan oleh manusia, diterima oleh Allah Swt. Jadi setiap orang yang beramal
seharusnya juga memperhatikan hal ini. Di dalam hadits di atas Rasulullah Saw
menegaskan mana amal yang diterima Allah itu, yaitu hanya amal yang baik dan
yang bersih saja. Sedangkan amal yang tidak baik dan bercampur dengan hal-hal
yang haram dan kotor, dipastikan amal itu tidak akan diterima oleh Allah.
Lalu apakah amal yang baik? Amal yang baik bisa berupa ucapan atau
perbuatan. Ucapan yang diterima oleh Allah ialah zikrullah, tilawatul Qur’an,
nasehat dan ucapan yang mengajak orang ke jalan Allah. Bukan sebaliknya ucapan
kotor, dan menyebarluaskan kesesatan dan pikiran-pikiran yang bertentangan
dengan dien Islam. Bukankah banyak ucapan/perkataan orang, baik disampaikan
melalui obrolan, ceramah, diskusi, orasi yang tidak sejalan dengan ajaran
Islam? Maka ucapan semacam ini tidak akan diterima oleh Allah. Jadi pembicaraan
itu akan menjadi sia-sia belaka dan orang Mukmin selalu menghaindar dari
perilaku sia-sia, termasuk di dalamnya lawak lucu-lucu yang mengundang orang
untuk tertawa. Perhatikan firman Allah Swt dalam Surat Fathir : “KepadaNya lah
naik (disambut) perkataan-perkataan baik, dan amal yang saleh dinaikkanNya.
(Fathir : 10).
Sedangkan amal perbuatan yang diterima oleh Allah adalah amal yang
bersih dari segala yang mengotorinya seperti syirik, riya’ dan ‘ujub. Di
samping amal itu tidak bercampur dengan benda lain yang haram.
Makanan yang Halal
Di dalam hadits di atas dengan jelas Rasulullah menekankan agar orang
mukmin menghindari dan menjauhi makanan haram. Makanan haram, bisa jadi karena
dua hal : 1. Benda yang dimakan itu sendiri adalah benda yang diharamkan
seperti babi dan unsur-unsurnya, 2. Uang yang dikonsumsi adalah uang haram,
karena diperolah dari sumber yang haram. Sungguh memprihatinkan keadaan
sebagian umat Islam di negeri Muslim yang tidak peduli dengan mata
pencahariannya dan uang yang diperolehnya. Mereka hidup dari yang haram.
Sebagian dari merampas dan memeras uang rakyat. Sebagian hidup dari
mempertontonkan aurat dan tubuhnya di depan public, bahkan menjual
kehormatannya asal mendapatkan imbalan uang yang banyak. Sebagian dari
transaksi bisnis yang tidak halal karena menggunakan uang riba, hasil tipuan,
curang dan lainnya. Dari sumber itulah mereka hidup dan menghidupi keluarganya,
bagaimana mungkin doa mereka dikabulkan oleh Allah ?
Doa-doa yang
diijabah oleh Allah
Dalam hadits di atas disinggung juga soal doa. Pada dasarnya setiap
hamba Allah wajib memanjatkan doa kepada Allah agar ia senantiasa berada dalam
lindungan dan pemeliharaan Allah Swt. Demikian juga untuk menutup segala
kebutuhannya. Namun untuk berdoa seharusnya diperhatikan pula berbagai
persoalan yang terkait dengan doa, seperti apa saja yang membuat doa agar
diijabah oleh Allah Swt.
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurayrah, disebutkan
sabda Rasul Saw bahwa ada tiga doa yang dikabulkan oleh Allah Swt yaitu : 1.
do’a orang yang sedang musafir. 2. Doa orang yang terzalimi. 3. Doa orang tua
terhadap anaknya.
Begitu juga sebaliknya, ada hal-hal yang membuat doa seseorang terhalang
dan tidak terkabul. Doa siapakah itu? Yaitu doa orang yang disebutkan di dalam
hadits di atas.; do’a orang yang sumber kehidupannya berasal dari yang haram.
Sabda Nabi : “Makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, perutnya kenyang
dari yang haram. Bagaimana mungkin do’anya terkabul?” Kenapa demikian? Karena
pekerjaan yang memberikan hasil kepadanya adalah pekerjaan haram. Di sinilah
setiap orang harus melakukan introspeksi, apakah pekerjaannya sekarang termasuk
yang halal atau justru yang haram. Semua ini memerlukan kejujuran. Dan semua
harus diukur dengan timbangan syari’at Islam dan ditanyakan kepada yang
ahlinya.yang jujur. Apabila ternyata pekerjaan itu tergolong pekerjaan yang
diharamkan, maka seharusnya seorang Muslim tidak ragu-ragu melepaskannya dan
mencari pekerjaan lain yang halal, kendatipun hasilnya lebih kecil dari yang
ada sebelumnya. Yang harus dijadikan standar adalah kualitas pencaharian (HALAL
HARAM), bukan jumlah yang dihasilkan (besar).
Wallahua’lam bi showwab
*Sumber: hasanalbanna.com pernah dimuat di Buletin BM Barokah Edisi 15 Tahun 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan kritik dan saran anda...Jazakumullah Khoir...